Keuntungan Menggunakan Benih Organik Untuk Pertanian Berkelanjutan
Keuntungan Menggunakan Benih Organik Untuk Pertanian Berkelanjutan – Selamat datang di media informasi dan interaktif kerjasama antar daerah/antar kota di Indonesia. Sebelum meninggalkan situs ini, silakan tinggalkan saran, pesan atau komentar… Untuk informasi awal mula kepengurusan lokal silahkan hubungi 085215497331 atau share website LSM Lekad www.lekad.org… Kerjasama mudah dan efektif… Terima kasih.
LEKAD merupakan organisasi yang berpengalaman dalam penelitian, promosi, publikasi dan pelatihan di bidang kerjasama regional sejak tahun 2005. LEKAD memberikan pelatihan tentang pedoman dasar perencanaan dan pengembangan kerjasama antardaerah. Pelatihan ini akan dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan Jumat tanggal 27-29 April 2011 di Graha Wisata Kuningan, Jl. H.R Rasuna Said Kuningan, Jakarta_ Untuk informasi dapat menghubungi Wilda di 081314246402 atau H.Asrul Hoesein di 085215497331. terima kasih
Keuntungan Menggunakan Benih Organik Untuk Pertanian Berkelanjutan
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian holistik dan terintegrasi yang secara alami mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas ekosistem pertanian untuk menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas tinggi, dan berkelanjutan. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Berita Bpsip Sulbar
Hujan. Hindari penggunaan pestisida kimia sintetik. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan melalui cara mekanis, biologi dan rotasi tanaman.
Bercita-cita. Hindari penggunaan zat pengatur tumbuh dan pupuk kimia sintetik. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipertahankan dengan menambahkan sisa tanaman, pupuk kandang, batuan mineral alami, menanam kacang-kacangan dan menggilir tanaman.
1) Menghasilkan pangan yang cukup, aman dan bergizi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa pertanian organik dapat meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibandingkan pertanian konvensional. Selain itu, produk organik mengandung vitamin C, potasium, dan beta-karoten yang lebih tinggi (Pither dan Hall, 1999).
2) Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani. Karena petani dapat terhindar dari paparan polusi dari penggunaan bahan kimia sintetis dalam produksi pertanian.
Pengenalan Prinsip-prinsip Pertanian Berkelanjutan
3) Meminimalkan segala bentuk pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian. Hal ini karena pertanian organik (1) menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) menggunakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, seperti kotoran ternak dan jerami, sebagai kompos.
Dalam pertanian organik, penting untuk menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik. Oleh karena itu, praktik pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, dan meningkatkan volume tanah serta keanekaragaman hayati merupakan prioritas dalam pertanian organik. Pertanian organik meningkatkan kesuburan tanah tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya, teknik berikut digunakan:
Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50 hingga 80 persen energi dari minyak bumi untuk memproduksi setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.
Menjaga kualitas air merupakan upaya penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Kenyataan menunjukkan bahwa pencemaran air tanah dan air permukaan oleh nitrat dan fosfat sering terjadi di kawasan pertanian. Residu dari pupuk dan pestisida sintetis, serta bakteri penyebab penyakit seperti E. coli, sering kali terdeteksi di sistem air.
Pengembangan Agribisnis Berkelanjutan Oleh Gapoktan: Mewujudkan Pertanian Yang Modern Dan Ramah Lingkungan
Kawasan pertanian organik menjaga sumber air dengan menghindari praktik pertanian yang menyebabkan erosi tanah, pencucian unsur hara, dan polusi air melalui penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk organik selalu dikelola dengan cermat dan dibuat kompos sebelum digunakan. Selain itu, dalam pertanian organik penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetik dilarang.
Pertanian organik telah terbukti meminimalkan perubahan iklim global karena menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan pertanian konvensional. Karena pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetik, pupuk buatan tidak menghasilkan emisi nitrogen oksida. Konsumsi minyak berkurang, yang juga mengurangi emisi karbon dioksida. Yang lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penyerap karbon dioksida dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan menutupi permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.
Pertanian organik mengurangi jumlah sampah dengan mendaur ulangnya menjadi pupuk organik. Limbah pertanian seperti kotoran ternak dan jerami, yang dulunya dianggap limbah, ternyata telah menjadi sumber nutrisi dan bahan organik yang berharga untuk pertanian organik.
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis tetapi juga menciptakan keanekaragaman hayati. Praktik seperti rotasi tanaman, tumpang sari, dan pengolahan tanah konservasi dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies, mulai dari jamur mikroskopis hingga hewan besar. Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika atau organisme hasil rekayasa genetika beserta produknya untuk alasan lingkungan, kesehatan, dan jaminan sosial. Produk-produk ini menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap integritas spesies dan oleh karena itu tidak diperlukan.
Tantangan Pertanian Organik Untuk Solusi Pangan Berkelanjutan
Pertanian organik, yang dilakukan dengan benar oleh petani berpengalaman, seringkali memberikan hasil yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan pertanian konvensional. Namun, hasil pertanian organik biasanya lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Perbedaan hasil ini mencerminkan perbedaan teknologi pertanian dan pengalaman petani. Meskipun industri pangan organik berkembang sangat pesat, namun para petani masih belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menerapkan sistem pertanian organik yang benar. Perbedaan hasil seringkali disebabkan oleh jenis tanaman yang ditanam. Beberapa penelitian di Kanada bagian timur menunjukkan bahwa hasil gandum organik 75% lebih rendah dibandingkan gandum konvensional. Produksi kanola organik di wilayah ini hanya sekitar 50% dari produksi kanola konvensional.
Kesuburan tanah yang rendah, penggunaan lahan yang berlebihan (overmanipulation), rendahnya ketersediaan unsur hara akibat kondisi fisik dan kimia tanah atau masukan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan, mengakibatkan “lahan sakit (soil kelelahan), menyebabkan konversi lahan menjadi pertanian organik di tahap awal, ternyata menyebabkan penurunan produktivitas tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
Momen terpenting dalam pertanian organik adalah peralihan dari pertanian konvensional ke organik. Selama periode ini Anda tidak akan dapat menikmati harga yang lebih baik (harga premium) dan hasil Anda akan lebih rendah. Pada kenyataannya, petani mungkin menerima harga yang sedikit lebih baik untuk produk peralihan dibandingkan produk konvensional (premi yang kecil), namun masih lebih rendah dibandingkan produk organik bersertifikat. Selama periode awal transisi ini, produksi pertanian menurun hingga 30%, menurut beberapa laporan. Namun seiring berjalannya waktu, tingkat produktivitas pertanian organik meningkat, pengalaman petani meningkat, dan kondisi tanah membaik. Secara umum, bagi petani yang menggunakan input minimal, produktivitas organik akan meningkat pesat dalam jangka pendek. Petani konvensional sangat bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida sintetis, namun peningkatan produktivitas pertanian organik membutuhkan waktu lebih lama.
Dalam kondisi iklim yang tidak biasa, seperti musim kemarau yang berkepanjangan, produktivitas pertanian organik umumnya lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional. Selain itu, pertanian organik relatif lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Kearifan Lokal Dalam Pertanian: Potret Keberhasilan Hasil Pertanian Masyarakat Di Tanah Sendiri
Pertanian organik memerlukan biaya produksi yang relatif lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional, terutama dalam hal penyediaan input produksi. Dalam pertanian organik tidak perlu lagi membeli pupuk atau pestisida sintetis. Selain itu, nilai penyusutan peralatan rendah pada pertanian organik.
Dalam pertanian organik, pengendalian gulma dilakukan secara mekanis. Setelah tanaman tumbuh, hanya dilakukan pengolahan tanah minimal untuk mengendalikan gulma. Banyak orang percaya bahwa pengendalian gulma akan meningkatkan frekuensi tanam dan meningkatkan biaya. Sebenarnya, ternyata tidak demikian. Dengan memperbaiki struktur tanah dan menggunakan praktik pengelolaan yang baik, pertanian organik sebenarnya membutuhkan pengolahan tanah yang minimal atau lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional.
Pendapatan petani organik sedikit lebih tinggi dibandingkan petani konvensional. Biaya produksi biasanya lebih rendah dan keuntungan lebih tinggi (karena harga lebih tinggi). Industri organik berubah dengan sangat cepat, menyebabkan ketidakstabilan harga. Misalnya, tingginya harga suatu jenis komoditas menyebabkan banyak petani yang menanam komoditas yang sama dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menyebabkan harga turun saat musim panen. Banyak orang percaya bahwa harga premium akan stabil seiring berjalannya waktu. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani. (a) Biaya pembelian pupuk organik lebih murah dibandingkan biaya pembelian pupuk kimia. (b) Harga jual produk organik biasanya lebih tinggi. Misalnya harga beras organik saat ini Rp. 8.000 – 13.000,-/kg, beras biasa harganya Rp. 5.500 – 7.000,-/kg; c) Petani dan peternak dapat memperoleh penghasilan tambahan dengan menjual jerami dan kotoran ternak. d) Bagi peternak, biaya pembelian pakan dari bahan organik yang difermentasi lebih murah dibandingkan dengan pakan konvensional. e) Pengembangan pertanian organik berarti memperkuat daya saing produk agroindustri Indonesia untuk memenuhi meningkatnya permintaan produk pertanian organik di pasar internasional. Artinya devisa negara akan mengalir ke pemerintah daerah dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
Pertanian organik akan mendorong industri pengomposan manusia, yang berarti lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Lebih lanjut, penerapan pertanian organik akan mendorong kerja sama antara petani dan produsen untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam hubungan ini, petani memperoleh bahan pakan dari limbah pertanian (misalnya jerami dan dedak) dari petani, dan petani memperoleh kotoran hewan dari petani sebagai bahan kompos untuk usaha pertanian organiknya. Hal ini secara langsung akan menciptakan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
Meningkatkan Kualitas Hidup Petani: Manfaat Teknologi Tepat Guna Dalam Pertanian Desa
Baru-baru ini, permintaan makanan organik meningkat pesat di seluruh dunia, termasuk Eropa, Kanada, Amerika Utara, dan Jepang. Pertumbuhan yang pesat ini menyebabkan volatilitas di pasar. Misalnya, beberapa pasar memiliki persyaratan kualitas yang sangat spesifik dan perubahan permintaan dari tahun ke tahun. Industri organik baru berkembang dan infrastruktur seperti sistem transportasi, pedagang dan distributor belum beradaptasi.
Sebaiknya pemerintah daerah di Indonesia mengembangkan agrowisata untuk menunjang perekonomian nasional dan pengembangan pariwisata di Indonesia. Yang cerdas adalah melakukan regionalisasi per kabupaten/kota untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pembangunan dan pengelolaan. kita